SOAL 1

Sebelum memulai prosedur audit, saya akan memperoleh pemahaman yang baik tentang bisnis dan industri PT ABC. Saya akan mempelajari laporan keuangan perusahaan, termasuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Selain itu, saya akan mempelajari dokumen lain yang relevan seperti catatan pengungkapan dan catatan atas laporan keuangan.

Setelah memperoleh pemahaman yang baik tentang bisnis dan industri PT ABC, saya akan memulai prosedur audit dengan memeriksa siklus pendapatan perusahaan. Prosedur audit yang akan saya lakukan meliputi:

  1. Pemahaman siklus pendapatan: Saya akan mempelajari bagaimana PT ABC memperoleh pendapatan dan bagaimana pendapatan tersebut dicatat dalam sistem akuntansi perusahaan.
  2. Penilaian pengendalian internal: Saya akan mengevaluasi efektivitas pengendalian internal PT ABC terhadap siklus pendapatan. Hal ini meliputi pengendalian atas penjualan, pengiriman barang, dan faktur penjualan.
  3. Pengujian pengendalian internal: Saya akan melakukan pengujian atas pengendalian internal PT ABC untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut berjalan dengan baik dan efektif.
  4. Pengujian substantif: Saya akan melakukan pengujian atas transaksi pendapatan perusahaan untuk memastikan bahwa transaksi tersebut dicatat dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
  5. Analisis hasil audit: Saya akan menganalisis hasil audit dan membuat kesimpulan atas temuan-temuan audit yang telah dilakukan.

Semua prosedur audit yang saya lakukan akan mengacu pada standar audit yang berlaku di Indonesia dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Saya akan memastikan bahwa audit yang dilakukan sesuai dengan standar dan prinsip-prinsip tersebut.

 

SOAL 2

Prosedur analitis dalam siklus operasi kotor perusahaan melibatkan evaluasi Laporan Laba/Rugi untuk tahun 2021 dan 2022. Berikut langkah-langkah analitis yang dapat Anda lakukan:

1. Pendapatan Usaha:

- Periksa pertumbuhan atau penurunan pendapatan usaha dari tahun 2021 ke 2022.

- Bandingkan dengan tren industri dan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pendapatan.

 

2. Beban Pokok Penjualan:

- Analisis persentase beban pokok penjualan terhadap pendapatan usaha.

- Evaluasi perubahan harga bahan baku atau biaya produksi.

 

3. Marjin Kotor:

- Hitung marjin kotor (persentase laba kotor terhadap pendapatan usaha).

- Bandingkan marjin kotor tahun 2021 dan 2022 untuk melihat efisiensi operasional.

 

4. Persediaan:

- Evaluasi perubahan persediaan dari tahun 2021 ke 2022.

- Pastikan bahwa tingkat persediaan sesuai dengan tingkat penjualan.

 

5. Piutang Usaha:

- Analisis perubahan piutang usaha dan waktu rata-rata penerimaan.

- Pastikan tidak ada peningkatan yang signifikan dalam piutang yang tidak tertagih.

 

6. Biaya Operasional:

- Tinjau biaya operasional untuk melihat perubahan signifikan.

- Pastikan biaya operasional sesuai dengan aktivitas perusahaan.

 

7. Laba Bersih:

- Bandingkan laba bersih tahun 2021 dan 2022.

- Evaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan laba bersih.

 

8. Efisiensi Operasional:

- Evaluasi rasio-rasio efisiensi operasional seperti Return on Assets (ROA) atau Return on Equity (ROE).

 

9. Laba Ditahan:

- Analisis penurunan laba ditahan dari tahun 2021 ke 2022.

- Pastikan laba ditahan mencerminkan kebijakan dividen dan kebutuhan modal perusahaan.

SOAL 3

Dalam kasus ini, risiko deteksi direncanakan sebesar 60%.

Rumus untuk menghitung risiko deteksi adalah sebagai berikut:

Risiko Deteksi = Kesediaan Auditor untuk Menerima Salah Saji Material / (100% - Risko Inheren) x (100% - Efektivitas Pengendalian Internal)

Dalam kasus ini, kita telah diberikan nilai-nilai berikut:

  • Risko Inheren: 95%
  • Efektivitas Pengendalian Internal: 40%
  • Kesediaan Auditor untuk Menerima Salah Saji Material: 5%

Maka, risiko deteksi yang direncanakan adalah:

Risiko Deteksi = 5% / (100% - 95%) x (100% - 40%) = 60%

Oleh karena itu, risiko deteksi yang direncanakan untuk PT XYZ adalah 60%.

 

SOAL 4

Pengendalian internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai, bukan absolut, karena tidak ada sistem yang sempurna. Ada beberapa alasan mengapa ini demikian:

1.     Keterbatasan Sumber Daya: Sumber daya (seperti waktu, anggaran, dan personel) yang tersedia untuk mendesain dan menjalankan pengendalian internal adalah terbatas. Oleh karena itu, organisasi harus membuat keputusan tentang di mana dan bagaimana menggunakan sumber daya tersebut dengan cara yang paling efektif.

2.     Pertimbangan Biaya-Manfaat: Biaya pengendalian internal harus sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Dalam beberapa kasus, biaya untuk menerapkan kontrol tertentu mungkin melebihi manfaat potensial yang bisa diperoleh.

3.     Risiko Manusia: Kesalahan manusia, seperti kesalahan dalam pemrosesan data atau kegagalan untuk menjalankan prosedur dengan benar, dapat mengurangi efektivitas pengendalian internal. Selain itu, karyawan mungkin dapat merusak atau menghindari pengendalian.

4.     Kolusi: Jika dua orang atau lebih berkolusi, mereka mungkin dapat menghindari pengendalian yang ada.

5.     Perubahan Lingkungan Bisnis: Lingkungan bisnis dan risiko yang dihadapi oleh organisasi berubah seiring waktu, yang dapat membuat pengendalian yang ada menjadi usang atau tidak efektif.

Oleh karena itu, meskipun pengendalian internal penting dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi, mencegah dan mendeteksi penyalahgunaan dan penipuan, dan membantu organisasi mencapai tujuannya, mereka tidak dapat menjamin bahwa tujuan ini akan tercapai. Ini adalah alasan mengapa pengendalian internal hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan absolut.

 

 

Sumber :

journal.ithb.ac.id

lib.ui.ac.id

accurate.id/marketing-manajemen/sistem-pengendalian-internal/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumuman Pemilu secara Nasional? Hasil Quick Count Bisa Beda Tidak?

Resep Membuat Asinan Kiamboy